Proyek Jembatan Sungai Esiwa Capai 80 Persen, Diharapkan Rampung Akhir 2025 untuk Lancarkan Akses Warga Nias Utara
Proyek Jembatan Sungai Esiwa Capai 80 Persen
Nias Insight — Progres pembangunan Jembatan Sungai Esiwa di Kecamatan Namohalu Esiwa, Kabupaten Nias Utara, kini telah mencapai sekitar 80 persen. Proyek strategis tersebut masih terus dikerjakan secara intensif oleh pihak rekanan agar dapat rampung sesuai target yang telah ditetapkan pemerintah daerah.
Jembatan ini merupakan salah satu infrastruktur vital yang menghubungkan jalur transportasi utama dari wilayah Namohalu menuju ibu kota Kabupaten Nias Utara di Lotu. Sejak jembatan lama rusak berat akibat banjir besar yang melanda kawasan itu pada tahun 2022, masyarakat setempat terpaksa menggunakan jalur alternatif yang lebih jauh dan kurang layak. Pembangunan kembali jembatan Sungai Esiwa menjadi harapan besar bagi warga agar mobilitas dan aktivitas ekonomi kembali normal.
Sedi Gea, salah seorang warga Gunungsitoli yang kerap melintasi jalur tersebut, menyampaikan rasa syukur atas perhatian serius pemerintah terhadap pembangunan kembali jembatan tersebut. Ia menuturkan, sebelum adanya proyek ini, masyarakat sempat mengalami kesulitan besar untuk mengangkut hasil pertanian dan kebutuhan pokok ke pusat kota.
“Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah daerah yang telah memfasilitasi pembangunan jembatan Sungai Esiwa. Kita berharap proyek ini bisa selesai sesuai target pada akhir tahun 2025, agar aktivitas masyarakat kembali lancar,” ujar Sedi kepada rri.co.id, Senin (20/10/2025).
Menurut Sedi, keberadaan jembatan tersebut sangat penting bukan hanya untuk akses masyarakat lokal, tetapi juga untuk kelancaran transportasi antarwilayah di Pulau Nias bagian utara. Selain mempercepat perjalanan, jembatan itu juga akan meningkatkan konektivitas ekonomi dan sosial antardesa yang selama ini terisolasi akibat kerusakan jembatan lama.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nias Utara, Yasokhi Hulu, membenarkan bahwa proyek rekonstruksi jembatan Sungai Esiwa dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan total anggaran mencapai Rp12,2 miliar. Dana tersebut dialokasikan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bagian dari program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di wilayah terdampak banjir tahun 2022.
“Proyek tersebut saat ini masih dalam tahap pengerjaan oleh pihak rekanan. Berdasarkan perjanjian kerja sama, kami menargetkan pembangunan jembatan Sungai Esiwa dapat tuntas paling lambat Desember 2025,” ujar Yasokhi, Jumat (15/8/2025).
Ia menjelaskan, BPBD Kabupaten Nias Utara terus melakukan pemantauan rutin terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan guna memastikan proyek berjalan sesuai standar teknis dan jadwal yang telah ditetapkan. Hasil monitoring terbaru menunjukkan progres fisik mencapai 80 persen dengan kondisi lapangan aman dan terkendali.
“Dari hasil peninjauan langsung di lokasi, pekerjaan berjalan dengan baik, tidak ada hambatan berarti. Kita berharap proses finishing bisa diselesaikan tepat waktu agar segera dimanfaatkan oleh masyarakat,” imbuh Yasokhi.
Selain fungsi utama sebagai penghubung transportasi, jembatan Sungai Esiwa juga dirancang untuk mendukung ketahanan infrastruktur terhadap bencana alam di masa depan. Desain konstruksi jembatan menggunakan material yang lebih kuat dengan pondasi yang ditingkatkan guna mengantisipasi potensi banjir dan erosi. Dengan begitu, diharapkan jembatan baru ini memiliki umur teknis lebih panjang dan tidak mudah rusak meski terjadi debit air tinggi di musim penghujan.
Pemerintah Kabupaten Nias Utara sendiri memberikan apresiasi terhadap kerja keras semua pihak yang terlibat dalam proyek tersebut, mulai dari tim teknis BPBD, pihak rekanan, hingga masyarakat yang turut menjaga keamanan area kerja. Pemerintah menilai pembangunan jembatan Sungai Esiwa menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat mampu menghadirkan solusi bagi kebutuhan infrastruktur yang mendesak.
Masyarakat sekitar juga menyambut baik kemajuan pembangunan tersebut. Beberapa warga Desa Namohalu Esiwa menilai, keberadaan jembatan baru nantinya akan menghidupkan kembali aktivitas ekonomi lokal, termasuk perdagangan hasil bumi dan jasa transportasi pedesaan. Para pelajar juga akan lebih mudah berangkat ke sekolah tanpa harus menyeberangi sungai dengan jembatan darurat yang berisiko.
Pembangunan jembatan ini menjadi salah satu prioritas daerah dalam mendukung visi Pemerintah Kabupaten Nias Utara untuk memperkuat konektivitas wilayah dan mendorong pemerataan pembangunan. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah proyek infrastruktur dasar seperti jalan lintas, jembatan, dan drainase mulai dibenahi secara bertahap sebagai bagian dari pemulihan ekonomi pascapandemi dan pascabencana.
Jika proyek ini rampung sesuai jadwal, jembatan Sungai Esiwa akan menjadi salah satu infrastruktur simbol kebangkitan masyarakat Nias Utara dalam menata kembali wilayahnya pascakerusakan akibat banjir. Harapan besar disampaikan masyarakat agar pemerintah terus melanjutkan pembangunan infrastruktur serupa di titik-titik rawan lainnya sehingga akses publik semakin terbuka dan ekonomi lokal tumbuh lebih cepat.
Dengan semangat kolaborasi dan pengawasan yang konsisten, proyek jembatan Sungai Esiwa diharapkan tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat luas. “Kita ingin pembangunan ini menjadi tonggak kemajuan bagi Kecamatan Namohalu Esiwa dan seluruh Kabupaten Nias Utara,” tutup Yasokhi Hulu optimistis.

Posting Komentar