Masyarakat Antusias Saksikan Kejuaraan Tinju Amatir Antar Sasana di Gunungsitoli

GUNUNGSITOLI — Masyarakat Kota Gunungsitoli dan sekitarnya menunjukkan antusiasme luar biasa saat menyaksikan Kejuaraan Tinju Amatir Antar Sasana yang digelar di Alun-alun Kota Gunungsitoli, Sabtu (23/8/2025). Ajang bergengsi ini menghadirkan pertarungan seru, menegangkan, sekaligus menjadi hiburan rakyat yang jarang ditemui di wilayah kepulauan.
Sejak sore hari, alun-alun sudah dipadati penonton dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, hingga orang tua. Mereka datang tidak hanya untuk mendukung atlet dari sasana masing-masing, tetapi juga untuk menikmati atmosfer olahraga yang membangkitkan semangat kebersamaan. Tidak sedikit warga yang membawa serta keluarganya, menjadikan kejuaraan ini sebagai ajang rekreasi sehat.
Partai Seru di Kelas Ringan Menjadi Magnet Penonton
Sorak sorai penonton memuncak pada partai ketiga kelas 43–40 kg putra yang mempertemukan Charles S. Laoli (sudut biru) dari Holyamaeta Boxing melawan Artha Rhius Halawa (sudut merah) dari Citra Fighting Camp. Pertandingan yang dipimpin wasit Mantili Gea berlangsung ketat sejak bel pertama dibunyikan. Kedua petinju menunjukkan teknik dasar yang kuat, saling melempar kombinasi pukulan dan menjaga pertahanan.
Riuh penonton tak terbendung. Setiap pukulan telak yang masuk ke tubuh lawan disambut dengan tepuk tangan dan teriakan semangat. “Ayo Charles, bertahan terus!” seru salah seorang pendukung dari tribun. Di sisi lain, yel-yel dukungan untuk Artha Rhius tak kalah nyaring. Atmosfer inilah yang membuat kejuaraan terasa seperti ajang profesional meski statusnya adalah amatir.
Dukungan Pemerintah dan Pesan Sportivitas
Kejuaraan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Gunungsitoli, Martinus Lase, S.H., pada Kamis (22/8/2025). Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kompetisi ini dan berharap para atlet menjunjung tinggi nilai sportivitas. “Tinju bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga mental, strategi, dan disiplin. Jadikan ajang ini sebagai pengalaman berharga untuk menggapai masa depan yang lebih baik,” katanya.
Sementara Ketua KONI Kota Gunungsitoli, Yose Rizal Mendrofa, menegaskan pentingnya keselamatan atlet di atas segalanya. Ia meminta para pelatih agar tidak memaksakan atlet bertanding ketika kondisi sudah melemah. “Jangan sampai ambisi mengorbankan kesehatan atlet. Jika perlu, lempar handuk. Lebih baik kalah secara terhormat daripada mengalami cedera permanen,” tegasnya.
PERTINA Gunungsitoli Dorong Lahirnya Petinju Tangguh
Ajang ini digelar oleh Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PERTINA) Kota Gunungsitoli sebagai upaya pembinaan atlet muda. Ketua panitia menyampaikan bahwa tujuan utama kejuaraan adalah menjaring bibit potensial sekaligus mempersiapkan petinju Nias menghadapi kompetisi tingkat provinsi maupun nasional. “Kami ingin Gunungsitoli kembali dikenal sebagai daerah yang mampu melahirkan petinju berprestasi,” ujarnya.
Suasana Alun-alun Jadi Ajang Pesta Rakyat
Alun-alun Kota Gunungsitoli malam itu berubah menjadi arena pertarungan yang megah. Ring tinju berdiri di tengah lapangan, dikelilingi sorotan lampu dan sorak penonton. Pedagang kaki lima turut meramaikan suasana, menjajakan makanan dan minuman yang laris diburu penonton. Suasana ini menjadikan kejuaraan tinju tak hanya sebatas olahraga, tetapi juga pesta rakyat yang penuh kebersamaan.
“Pertandingannya seru sekali. Saya senang bisa membawa anak-anak menonton. Mereka jadi terinspirasi untuk berani mencoba olahraga tinju,” kata Ama’aro Zega, salah seorang warga yang hadir.
Latar Belakang dan Harapan Masa Depan
Tinju bukanlah olahraga asing bagi masyarakat Nias. Pada era 1980-an, sejumlah petinju asal Nias pernah menorehkan prestasi di tingkat nasional. Namun dalam beberapa dekade terakhir, gaung tinju sempat redup akibat minimnya pembinaan. Kejuaraan kali ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali gairah tinju di Pulau Nias.
Pemerintah daerah menegaskan dukungannya terhadap pembinaan olahraga. Wakil Wali Kota menyebut olahraga seperti tinju mampu membentuk karakter disiplin, pantang menyerah, dan menjauhkan generasi muda dari pengaruh negatif. “Kami ingin melihat anak-anak muda Nias tumbuh menjadi atlet tangguh, bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional,” tegasnya.
Agenda Berlanjut Hingga 24 Agustus
Kejuaraan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Kamis (22/8) hingga Minggu (24/8/2025). Puluhan atlet dari berbagai sasana di Pulau Nias ambil bagian dalam beberapa kelas, mulai dari ringan, menengah, hingga berat. Para juara nantinya akan memperoleh medali, piagam penghargaan, dan peluang mewakili Gunungsitoli di ajang provinsi.
Ke depan, masyarakat berharap agar kejuaraan ini dijadikan agenda tahunan. “Kalau tiap tahun ada, semangat anak-anak kita pasti meningkat. Bahkan bisa jadi awal karier besar mereka di dunia tinju,” ungkap seorang penonton lain.
Untuk informasi olahraga lainnya, simak juga: Berita Olahraga Nias Insight.
Dengan semangat dan dukungan semua pihak, Kejuaraan Tinju Amatir Antar Sasana di Gunungsitoli bukan sekadar kompetisi, tetapi juga simbol kebangkitan olahraga di Pulau Nias.
Posting Komentar